Tembang Mijil adalah salah satu warisan sastra Jawa yang kaya akan makna dan filosofi. Dalam budaya Jawa, Tembang Mijil memegang peran penting sebagai ekspresi kebudayaan yang mencerminkan nilai-nilai dan kearifan lokal. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Tembang Mijil, termasuk sejarahnya serta makna yang terkandung di dalamnya.
I. Apa Itu Tembang Mijil?
Tembang Mijil adalah sebuah jenis tembang atau puisi dalam sastra Jawa. Istilah “Mijil” memiliki arti yang dalam dalam bahasa Jawa, dan digunakan untuk menyampaikan pesan atau makna yang mendalam melalui bait-bait puisi yang disusun dengan cermat. Karakteristik dari Tembang Mijil mencakup bentuk puisi yang khas serta penggunaan bahasa Jawa yang kaya akan makna.
II. Sejarah Tembang Mijil
Asal usul Tembang Mijil dapat ditelusuri hingga masa lalu yang jauh di dalam sejarah sastra Jawa. Tembang Mijil telah menjadi bagian integral dari tradisi sastra Jawa sejak zaman dulu, dan sering kali digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan ajaran dan nilai-nilai budaya kepada masyarakat. Perkembangan Tembang Mijil seiring waktu telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kekayaan sastra Jawa.
III. Arti dan Makna dalam Tembang Mijil
Tembang Mijil mengandung beragam makna dan filosofi yang mendalam. Setiap bait puisi dalam Tembang Mijil menyimpan pesan yang tersirat, dan sering kali memerlukan penafsiran yang mendalam untuk memahami maknanya sepenuhnya. Melalui analisis dan penafsiran terhadap Tembang Mijil, kita dapat memahami nilai-nilai budaya, kebijaksanaan hidup, dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
IV. Contoh Tembang Mijil dan Tafsirannya
Berikut adalah beberapa contoh Tembang Mijil beserta tafsiran maknanya:
Contoh Tembang Macapat Mijil: Kinanthi
Pupuh Kinanthi
Sawiji lan tongos, suwi sing punika,
Gusti kang nglakoni, sugih amurweng,
Ajining diri, saking papate wong,
Nyirami leksaning, manungsa nyatane.
Artinya:
Satu dan abadi, itu yang terjadi,
Tuhan yang mengendalikan, kaya akan kebijaksanaan,
Keberadaan diri, dari awal manusia,
Menciptakan keseimbangan, dari kehidupan manusia.
Contoh Tembang Macapat Mijil: Sinom
Pupuh Sinom
Kowe siji kang, winisesa kawruh,
Tanpo sinadyan, kahanan dewe,
Sesarenganen, punika wong,
Kahananing urip, kabeh paduka.
Artinya:
Kau yang satu, memiliki pengetahuan yang mendalam,
Tanpa ragu, harta yang dimiliki,
Bersama-sama, itulah manusia,
Kekuatan kehidupan, semuanya milikmu.
Contoh Tembang Macapat Mijil: Asmarandana
Pupuh Asmarandana
Panjenenganipun, upama jinipun,
Inggih menawa, panjenenganipun,
Mboten delengipun, menawi kawruh,
Sampun akeh kang, ngluruki ati.
Artinya:
Dirimu sendiri, seperti diriku,
Ya memang benar, dirimu sendiri,
Tidak memandang, meski pengetahuan,
Sudah banyak yang, mengetahui hati.
Contoh Tembang Macapat Mijil: Gambuh
Pupuh Gambuh
Wong ingkang panjenenganipun,
Tan kena pangrasaning gusti,
Sastra kang netra sastra,
Sampun tata tatanduripun.
Artinya:
Manusia yang dirimu,
Tidak mengerti perasaan Tuhan,
Sastra yang diperlukan,
Sudah diatur untuk ditaati.
Contoh Tembang Macapat Mijil: Pangkur
Pupuh Pangkur
Kembang rincik, kidung pangkur,
Mulat sarire, kawitar merga,
Silih kapinaupan, merga sejatine,
Lakune tinimbang, silih pikire.
Artinya:
Kembang rincik, lagu pangkur,
Memperhatikan diri, dalam pernikahan,
Saling mengenal, karena sebenarnya,
Tindakannya lebih penting, dari pada pikirannya.
Contoh Tembang Macapat Mijil: Pangkur
Pupuh Pangkur
Padhang ngelmu, luwih bagja,
Kalangan tetuka, kersaning wewong,
Padhang ngalap berkah, tegese pan,
Kalangan tinimbang, sepirodokan.
Artinya:
Menuntut ilmu, lebih bahagia,
Bagi orang tua, harapan dari manusia,
Menuntut berkah, artinya pengetahuan,
Lebih berharga dari pada, kekayaan duniawi.
Contoh Tembang Macapat Mijil: Gambuh
Pupuh Gambuh
Katumbas ing mangsa, katonahanira,
Sadehira sih kang, mapan seh ugi,
Amal ing rupa, katonahanira,
Katumbas sastra, kalawan panata.
Artinya:
Dibalas oleh waktu, akan kenyataannya,
Sederhananya seperti, yang terpandang juga,
Amal dalam bentuk, akan kenyataannya,
Dibalas oleh sastra, dan pengaturan.
Contoh Tembang Macapat Mijil: Pangkur
Pupuh Pangkur
Raranggening pangaten, ing swarga,
Laras batin wus, iku gati,
Sekar ujung sesa, kawur ning gala,
Pangunggalaning, rahayuning swara.
Artinya:
Persiapan untuk pergi, ke surga,
Keharmonisan hati sudah, itu duka,
Bunga ujung penyesalan, sudah di tangan,
Satu suara penuh, kedamaian suara.
Contoh Tembang Macapat Mijil: Sinom
Pupuh Sinom
Soko lirine, sumber segawe,
Sujud marang Gusti, amukti marang,
Tatas desa kapa, nglelami rika,
Kamaru luhung, kang ana lawan.
Artinya:
Seperti sumber, segala sumber,
Bersujud kepada Tuhan, memohon keselamatan,
Tata krama seperti adat yang bijaksana,
Tembang ini mengandung pesan tentang pentingnya mencari berkah dalam kehidupan, baik secara fisik maupun spiritual. Mencari pengetahuan dan memperbaiki budi merupakan cara untuk mendapatkan berkah yang luhur dari Tuhan.
Baca juga: Kelembutan Kata di Waktu Senja Ucapan Selamat Malam Bahasa Jawa
Tembang Mijil adalah bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya dan sastra Jawa. Memahami sejarah serta makna yang terkandung dalam Tembang Mijil adalah langkah penting untuk memperkaya pemahaman akan warisan budaya dan kearifan lokal. Melalui penelusuran yang mendalam terhadap Tembang Mijil, kita dapat menghargai dan merayakan keindahan serta kedalaman pesan yang tersembunyi di dalamnya.