Dalam kekayaan budaya Jawa, kata bijak dari tokoh-tokoh pewayangan seperti Semar Bodronoyo tak hanya menjadi sumber hiburan, tapi juga pelajaran hidup yang mendalam. Semar, dianggap sebagai titisan Dewa yang memiliki peran sebagai penasihat bijaksana bagi para Pandawa dalam kisah Mahabharata versi Jawa, menawarkan wawasan yang relevan hingga saat ini. Kata bijak Semar Bodronoyo adalah warisan budaya yang mendambakan kesederhanaan, kebenaran, dan harmoni, menyentuh aspek-aspek kehidupan mulai dari kepemimpinan hingga kerendahan hati.
Rasa yang terkandung dalam kata-kata Semar Bodronoyo bukan sekadar ungkapan; mereka adalah manifestasi dari prinsip-prinsip kehidupan yang dianggap sakral. Dalam setiap pesan yang disampaikan oleh sosok yang dikenal memiliki wajah tidak tampan, badan bungkuk, namun hati yang luas dan pikiran yang tajam ini, terdapat kearifan yang tersembunyi, menuntun kita pada esensi sejati kehidupan dan interaksi sosial. Kita diajak untuk merenungkan makna di balik kata-kata yang sederhana namun sarat makna, membantu kita untuk menyikapi berbagai rintangan dan kesulitan dengan tenang dan bijaksana.
Ketika kita menguliti pesan-pesan yang terkandung dalam kata bijak Semar Bodronoyo, kita dibawa untuk menyadari bahwa bijaksana bukanlah tentang mengejar kekayaan materi atau kedudukan, melainkan tentang memahami dan menghargai kompleksitas serta keindahan hidup dalam keberagaman dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, mengeksplorasi kata bijak Semar merupakan kegiatan yang lebih dari sekedar mengingat pepatah lama, ia merupakan proses internalisasi nilai-nilai yang dapat memberikan fondasi bagi kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera baik secara individual maupun kolektif.
50 kata-kata bijak Semar beserta artinya:
1. Aja gampang nangis, aja gampang ngilang
Artinya: Jangan mudah menangis dan jangan pula mudah menghilang. Kata-kata ini mengajarkan kita untuk tetap tegar dan tidak menyerah di tengah tantangan atau kesedihan.
2. Adoh-adoh iki, ra ana sebab karo akibate
Artinya: Begitulah adanya, tidak ada sebab dan akibat yang pasti. Pesan ini mengajarkan bahwa dalam kehidupan, tidak selalu ada kausalitas yang jelas antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
3. Pertapaan iku nang kene, rong jaman pindo atine
Artinya: Kesucian ada di sana, dua zaman berpijak di hatinya. Ini menggambarkan betapa pentingnya menjaga nilai-nilai spiritual dan moral di tengah perubahan zaman yang terus berlangsung.
4. Kado aneng pancuran, karo yen dadi aduh lara
Artinya: Kalau di pancuran, meskipun jadi air bawaan. Pesan ini mengajarkan bahwa meskipun seseorang berada di tempat yang tinggi atau mulia, dia tetap harus rendah hati dan tidak lupa akan akarnya.
5. Lahire nek biso, asale nek nate
Artinya: Lahir jika bisa, asal mati nanti. Ini adalah pengingat bahwa yang terpenting dalam hidup adalah bagaimana kita mengakhiri hidup ini dengan baik, bukan hanya tentang bagaimana kita memulainya.
6. Dino mendem, sore saben dino
Artinya: Hari mendung, senja setiap hari. Pesan ini mengajarkan bahwa dalam kehidupan, tidak ada hari yang selalu cerah dan tidak ada kesempurnaan yang abadi. Kita harus siap menghadapi tantangan dan ketidakpastian.
7. Ketaman asmoro, ana uwong pikir loro
Artinya: Di taman asmara, ada orang pikir dua. Ini menggambarkan betapa rumitnya hubungan asmara dan bahwa tidak selalu mudah untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain.
8. Penghuni alam dunya, sak kabeh sami ambyar
Artinya: Penduduk alam dunia, semuanya pasti hancur. Pesan ini mengajarkan tentang sifat fana dan sementara dari kehidupan dunia ini, sehingga kita harus menghargai setiap momen yang kita miliki.
9. Sego sego jagung, saiki jadi kudhung
Artinya: Nasi jagung, sekarang jadi tumit. Pesan ini mengajarkan tentang siklus kehidupan dan bagaimana segala sesuatu dapat berubah dari waktu ke waktu. Kita harus belajar menerima perubahan dan beradaptasi dengan keadaan.
10. Ketaman asmoro, iki awakdewe loro
Artinya: Di taman asmara, ini diri sendiri dua. Pesan ini mengajarkan bahwa dalam hubungan asmara, kita harus bisa menjadi diri sendiri dan juga memperhatikan kebutuhan dan perasaan pasangan kita.
11. Sasama nangis, sayang nanging ora tanding
Artinya: Senang menangis, sayang tapi tidak berdaya. Ini menggambarkan bagaimana terkadang kita bisa merasakan kedukaan dan kesedihan, tetapi itu tidak selalu berarti kita bisa melakukan sesuatu untuk mengubah situasi.
12. Urip itu urupane, ora kudu padha susah
Artinya: Hidup itu hidupnya, tidak perlu semuanya sulit. Pesan ini mengajarkan tentang pentingnya menjalani hidup dengan penuh semangat dan kegembiraan, meskipun kita menghadapi kesulitan dan tantangan.
13. Utang lanang, sambat wanita
Artinya: Utang laki-laki, dilunasi oleh wanita. Ini menggambarkan bagaimana perempuan sering kali menjadi penopang keluarga dan bertanggung jawab atas melunasi utang-utang yang diambil oleh laki-laki dalam kehidupan mereka.
14. Kaline balung, kapanangan karak
Artinya: Tadi malam panjang, besok akan berkurang. Ini adalah pengingat bahwa setiap kesulitan atau penderitaan yang kita alami akan berlalu dengan waktu. Kita harus tetap sabar dan optimis dalam menghadapi masa-masa sulit.
15. Gedhang sikepan, asal ono kantukane
Artinya: Pisang kecil, asal ada hawa dinginnya. Pesan ini mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mendapatkan kepuasan atau kebahagiaan dari hal-hal kecil atau sederhana dalam kehidupan kita.
16. Kucing-kucing anang karo endhok-endhokan
Artinya: Kucing tidak bermain dengan kura-kura. Ini adalah perumpamaan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang tidak boleh terlalu percaya diri atau lengah, karena bisa saja lawan atau musuhnya lebih cerdik dan tangkas.
17. Jangan memuji siang, toh matahari juga ada terbenamnya
Artinya: Urip iku urupane, ora kudu padha susah. Ini adalah pengingat bahwa tidak ada yang abadi dalam kehidupan ini, termasuk kesuksesan atau kebahagiaan. Kita harus tetap rendah hati dan tidak terlalu sombong atas apa yang kita miliki.
18. Rumangsamu manungso urip iku kok mung omong
Artinya: Menyelami manusia, hidup itu tidak hanya bicara. Pesan ini mengajarkan bahwa kita harus bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita yakini, bukan hanya sekedar mengungkapkan kata-kata atau janji-janji kosong.
19. Iku bungah ing taman, anane sing padha kemanten
Artinya: Itu bunga di taman, ada yang berpasangan. Pesan ini mengajarkan tentang bagaimana dalam kehidupan, tidak selalu ada kesendirian atau kesepian. Ada saat-saat di mana kita akan menemukan pasangan atau pendamping yang cocok untuk kita.
20. Yen podo nyembah, gunung Kidul luwih anyar
Artinya: Jika ingin sembahyang, lebih baik pergi ke Gunung Kidul. Ini adalah perumpamaan untuk menggambarkan betapa pentingnya kesungguhan dan ketulusan dalam beribadah atau menyembah Tuhan. Lokasi atau tempat tidaklah penting, yang terpenting adalah niat dan keyakinan kita.
21. Pinter-pinteran kewan, golek uang kewan
Artinya: Pinter-pinteran ke binatang, cari uang ke binatang. Ini adalah pengingat bahwa kecerdasan atau keahlian seseorang hanya akan berguna jika digunakan untuk tujuan yang baik dan positif. Kita harus menggunakan potensi kita untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
22. Dino piro kui, nunggu tanding awak dewe
Artinya: Besok hari apa, tunggu ajal datang. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu khawatir atau terobsesi dengan masa depan, karena apa yang akan terjadi sudah ditentukan oleh takdir atau nasib. Yang terpenting adalah menjalani setiap hari dengan penuh kesadaran dan kebijaksanaan.
23. Cerito iki, maneh isih kaya wong dadi utusan
Artinya: Cerita ini, kamu masih seperti orang yang belum diutus. Pesan ini mengajarkan bahwa kita harus berhati-hati dalam menyampaikan informasi atau cerita kepada orang lain, karena bisa saja informasi tersebut belum tentu benar atau relevan bagi mereka.
24. Dudu gedhe wonge, tapi gedhe anggone
Artinya: Bukan besar orangnya, tapi besar hatinya. Ini adalah pengingat bahwa ukuran kebesaran seseorang tidaklah tergantung pada kekayaan atau kekuasaan yang dimilikinya, melainkan pada kebaikan dan kebijaksanaan hatinya.
25. Perang padha malih, pas dukun kita sambung
Artinya: Perang itu kembali, saat dukun kita bersambung. Pesan ini mengajarkan kita untuk selalu siap menghadapi konflik atau pertikaian yang mungkin muncul dalam kehidupan kita. Kita harus belajar berdamai dengan diri sendiri dan orang lain, serta mencari solusi yang adil dan baik bagi semua pihak.
26. Biso nggonku, rumangsa nggunamu
Artinya: Bisa di genggam, merasakan di hatimu. Ini adalah pengingat bahwa keberhasilan atau kekayaan materi tidaklah sebanding dengan kebahagiaan atau kepuasan batin yang bisa dirasakan seseorang. Kita harus belajar menghargai hal-hal yang tidak bisa diukur dengan materi atau kekuasaan.
27.Gendhing langen, pancet langen
Artinya: Musik langit, pancarkan ke langit. Pesan ini mengajarkan kita untuk mengekspresikan diri kita dengan cara yang indah dan positif, seperti musik atau seni, sehingga kita bisa memberikan inspirasi dan kegembiraan bagi orang lain.
28. Ora ketemu, kudu minggat
Artinya: Tidak bertemu, harus pergi. Pesan ini mengajarkan bahwa kita harus bisa melepaskan atau melepas sesuatu yang tidak bisa kita miliki atau yang sudah berlalu dalam hidup kita. Kita harus belajar menerima kenyataan dan melangkah maju dengan penuh keberanian dan keteguhan hati.
29. Dudu ayam, malah nangis
Artinya: Bukan ayam, malah menangis. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak mengeluh atau menangis atas nasib yang kita hadapi, melainkan mencari solusi atau jalan keluar yang terbaik. Kita harus belajar bertindak dan berusaha untuk mengubah nasib kita sendiri, bukan hanya meratapi atau menyesali keadaan.
30. Banyu sewu, isih kuwi nang tumrap
Artinya: Air banyak, masih ada yang kekurangan. Ini adalah pengingat bahwa meskipun kita hidup di dunia yang kaya akan sumber daya, masih banyak orang yang mengalami kelaparan atau kekurangan air bersih. Kita harus belajar berbagi dan peduli terhadap sesama, serta berusaha untuk mengatasi ketidakadilan dan kesenjangan yang ada di dunia ini.
31. Rumangsamu manungso, jangan ngangeni kewan
Artinya: Menyelami manusia, jangan menggantungkan pada binatang. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat atau terpaku pada hal-hal duniawi atau materi, melainkan fokus pada perkembangan dan pemahaman diri yang lebih dalam. Kita harus belajar menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas, serta mencari kedamaian dan kebahagiaan yang sejati dalam diri kita sendiri.
32. Jagad irama, sumringah dumadine
Artinya: Dunia irama, riang di dalamnya. Pesan ini mengajarkan kita untuk melihat keindahan dan kegembiraan dalam setiap aspek kehidupan, meskipun kita menghadapi tantangan atau kesulitan. Kita harus belajar bersyukur dan mensyukuri setiap momen yang kita miliki, serta menghargai keberagaman dan keajaiban alam semesta ini.
33. Mangan ora podo, nangis ora lajeng
Artinya: Makan tidak bersedia, menangis tidak berhenti. Pesan ini mengajarkan kita untuk menerima kenyataan dan menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, baik suka maupun duka. Kita harus belajar untuk bersabar dan bertahan di tengah-tengah cobaan atau kesulitan yang mungkin kita alami, serta mencari kekuatan dan keberanian dalam diri kita sendiri.
34. Nanem kembang, iso nambah mulane
Artinya: Menanam bunga, bisa menambah rasa kasih sayang. Ini adalah pengingat bahwa tindakan kita dapat memiliki dampak yang besar pada orang lain, baik positif maupun negatif. Kita harus
belajar untuk bertindak dengan baik dan memberikan kasih sayang kepada orang lain, sehingga kita bisa menciptakan kebahagiaan dan kedamaian dalam masyarakat dan lingkungan kita.
35. Gugahane bumi, senggole dino
Artinya: Guncangan bumi, satu kali dalam sejarah. Pesan ini mengajarkan kita untuk memahami dan menghargai kekuatan alam yang luar biasa ini, serta menghormati dan menjaga lingkungan hidup kita dengan baik. Kita harus belajar untuk hidup berdampingan dengan alam semesta ini, sehingga kita bisa menjaga keseimbangan dan keharmonisan dunia ini.
36. Dudu wong, dudu barang
Artinya: Bukan orang, bukan barang. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak melihat orang lain sebagai objek atau alat untuk mencapai tujuan kita sendiri, melainkan sebagai individu yang unik dan berharga. Kita harus belajar menghargai martabat dan hak-hak manusia, serta memperlakukan semua orang dengan hormat dan penghargaan yang sama.
37. Cukup dewe, padha ketemu
Artinya: Cukup sendiri, bertemu dengan orang lain. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu tergantung pada orang lain atau bergantung pada kehadiran mereka untuk merasa bahagia atau lengkap. Kita harus belajar untuk mandiri dan menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam diri kita sendiri, sehingga kita bisa berbagi cinta dan kasih sayang dengan orang lain dengan tulus dan ikhlas.
38. Dudu banyu, nanging eling
Artinya: Bukan air, tapi ingatan. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak melupakan atau mengabaikan kebaikan dan kebenaran dalam hidup kita, meskipun kita dihadapkan pada cobaan atau kesulitan. Kita harus belajar untuk tetap berpegang pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita yakini, serta mengingat dan menghargai semua pengalaman dan pelajaran yang telah kita dapatkan dalam hidup kita.
39. Dudu ilang, nanging ora mudheng
Artinya: Bukan hilang, tapi tidak mengerti. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan atau mengabaikan sesuatu yang penting atau berharga dalam hidup kita, meskipun kita tidak selalu memahami atau mengerti sepenuhnya artinya. Kita harus belajar untuk tetap bersikap terbuka dan menerima semua yang datang dalam hidup kita, serta mencari makna dan tujuan yang lebih dalam dalam segala sesuatu yang kita alami.
40. Akeh wong, akeh ngomong
Artinya: Banyak orang, banyak bicara. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terpengaruh atau terganggu oleh pendapat atau omongan orang lain, melainkan fokus pada pandangan dan keputusan kita sendiri. Kita harus belajar untuk mempertimbangkan dan menilai semua informasi dan pendapat dengan bijaksana, serta mengambil langkah yang tepat sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita yakini.
41. Dudu sajanane, nanging eling
Artinya: Bukan perhatian, tapi ingatan. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya peduli atau prihatin terhadap orang lain, tetapi juga mengingat dan menghargai mereka dengan tulus dan ikhlas. Kita harus belajar untuk memperlakukan semua orang dengan penuh perhatian dan kasih sayang, serta memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kita.
42. Dudu gugatane, nanging sumringah
Artinya: Bukan tuntutan, tapi kebahagiaan. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mengeluh atau mengkritik sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita, tetapi juga mencari dan menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam setiap situasi yang kita hadapi. Kita harus belajar untuk bersyukur dan mensyukuri semua yang kita miliki, serta menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan kegembiraan.
43. Akeh wong, akeh mangan
Artinya: Banyak orang, banyak makan. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu khawatir atau terobsesi dengan kebutuhan atau keinginan materi, tetapi juga menghargai dan mensyukuri semua yang kita miliki. Kita harus belajar untuk hidup sederhana dan bersahaja, serta berbagi rezeki dengan orang lain sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kita.
44. Dudu kahanane, nanging manungso
Artinya: Bukan tulisan, tapi manusia. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya memperhatikan atau menghargai kata-kata atau tulisan semata, tetapi juga menghargai dan menghormati martabat dan hak-hak manusia. Kita harus belajar untuk memperlakukan semua orang dengan adil dan baik, serta menghormati dan menghargai hak-hak mereka sebagai manusia yang unik dan berharga.
45. Dudu winange, nanging ngele
Artinya: Bukan pemimpin, tapi penyebar. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada kekuasaan atau posisi yang dimiliki seseorang, tetapi juga memperhatikan pengaruh atau dampak yang mereka miliki pada orang lain. Kita harus belajar untuk menjadi teladan yang baik dan memberikan inspirasi bagi orang lain, serta mengambil langkah yang tepat untuk memimpin dan membimbing mereka menuju kesuksesan dan kebahagiaan yang sejati.
46. Dudu kabehane, nanging padha maringi
Artinya: Bukan semuanya, tapi memberi. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri atau kepentingan pribadi, tetapi juga memperhatikan kebutuhan dan kepentingan orang lain. Kita harus belajar untuk peduli dan membantu sesama dengan tulus dan ikhlas, serta berbagi rezeki dengan mereka sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kita.
47. Dudu perlu, nanging arep
Artinya: Bukan kebutuhan, tapi ingin. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya memikirkan atau menginginkan hal-hal yang kita butuh
kan untuk hidup, tetapi juga hal-hal yang kita inginkan untuk merasa bahagia atau puas. Kita harus belajar untuk bersyukur dan mensyukuri semua yang kita miliki, serta bersedia untuk menerima segala yang datang dalam hidup kita dengan lapang dada dan hati terbuka.
48. Dudu kaya, nanging adoh
Artinya: Bukan kaya, tapi miskin. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mengukur kekayaan seseorang dari segi materi atau harta benda, tetapi juga dari segi kekayaan spiritual atau kebahagiaan batin yang mereka miliki. Kita harus belajar untuk menilai nilai sejati seseorang dari integritas dan kebajikannya, serta menghargai dan menghormati mereka sebagai manusia yang unik dan berharga.
49. Dudu senengane, nanging eling
Artinya: Bukan kebahagiaan, tapi ingatan. Pesan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mencari kebahagiaan atau kesenangan sementara dalam hidup kita, tetapi juga menghargai dan mengingat semua yang kita alami dan alami. Kita harus belajar untuk mensyukuri setiap momen dan pengalaman yang kita miliki, serta memanfaatkan kesempatan yang ada untuk belajar dan tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik.
50. Ketaman asmoro, awakdewe loro
Artinya: Di taman asmara, ini diri sendiri dua. Pesan ini mengajarkan kita tentang pentingnya memahami dan mencintai diri sendiri sebelum mencoba mencintai orang lain. Kita harus belajar untuk menerima diri kita apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan kita, serta berusaha menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari. Hanya dengan mencintai dan menghargai diri sendiri, kita bisa memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus kepada orang lain, serta menjalani hubungan yang sehat dan berkelanjutan dalam hidup kita.
Sebagai penutup, Semar Bodronoyo tak hanya merajai panggung wayang dengan kehadiran fisiknya yang khas, tetapi lebih jauh lagi ia meresapi nurani kita dengan kata-kata bijak Jawa yang berakar dalam. Pesan dan ajaran yang disampaikan oleh sosok ini tak terikat zaman; nilai-nilai universal yang dikandungnya terus bergema, memberikan bimbingan bagi kita dalam mengarungi gelombang kehidupan.
Kata-kata bijak Semar mengingatkan kita pada pentingnya kearifan dalam setiap langkah dan keputusan yang kita ambil. Ia mengetengahkan prinsip hidup yang holistik, mengedepankan keseimbangan antara fisik dan spiritual, antara berpikir dan berbuat, serta antara keinginan pribadi dengan kebutuhan sosial. Dalam lengkung cerita dan nasehatnya, Semar tidak hanya menghibur atau mengajar, tetapi juga mengajak kita semua untuk introspeksi dan mengupayakan perbaikan diri yang terus-menerus.
Baca juga: Bagong: Mengungkap Fakta, Watak, dan Asal-Usul Karakter Wayang Paling Populer
Melalui kumpulan kata bijak Semar, kita diingatkan bahwa dalam kesederhanaan lah kekayaan sejati bersemayam, dan dalam pengabdian tanpa pamrih lah kepuasan terdalam dapat ditemukan. Serta tak lupa, bahwa dalam kerendahan hati lah kebesaran jiwa seorang manusia diukur.
Dalam semangat Semar Bodronoyo, mari kita lanjutkan perjalanan hidup ini dengan cinta, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Semoga pesan-pesan dari tokoh bijak Jawa ini dapat menginspirasi kita untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih berempati, dan lebih membumi. Tersemat dalam kata-kata Semarnya, ada jejak-jejak kearifan yang jika dipahami, akan mengantarkan kehidupan kita kepada kedamaian dan kejernihan hati.